Kurikulum Merdeka Belajar: Apa Bedanya?

Argumen Jurusan PGSD Makin Disukai Calon Mahasiswa

Sejak diperkenalkan pada tahun 2020, Kurikulum Merdeka Belajar menjadi topik hangat di kalangan pendidik, siswa, dan orang tua. mahjong wins Sistem kurikulum ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan kebebasan lebih kepada guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Tujuan utamanya adalah menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan bermakna, serta membekali siswa dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan. Namun, meskipun banyak yang mendengar tentangnya, masih banyak yang bertanya-tanya tentang apa yang membedakan Kurikulum Merdeka Belajar dengan kurikulum sebelumnya. Artikel ini akan mengupas perbedaan utama antara Kurikulum Merdeka Belajar dan kurikulum konvensional yang biasa diterapkan di sekolah.

1. Apa Itu Kurikulum Merdeka Belajar?

Kurikulum Merdeka Belajar adalah bagian dari kebijakan pendidikan yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Kemendikbudristek). Kurikulum ini bertujuan untuk memberikan kebebasan lebih kepada sekolah, guru, dan siswa dalam menjalani proses pendidikan. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang lebih terstruktur dan kaku, Kurikulum Merdeka Belajar memberikan kesempatan untuk lebih menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan konteks lokal.

Kurikulum ini mengutamakan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan karakter, kompetensi, dan kreativitas siswa. Selain itu, Kurikulum Merdeka Belajar juga mempromosikan pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa tidak hanya belajar dari buku teks, tetapi juga terlibat langsung dalam kegiatan praktis.

2. Perbedaan Utama dengan Kurikulum Sebelumnya

a. Pendekatan Pembelajaran

Pada kurikulum konvensional, pembelajaran lebih berfokus pada penyampaian materi yang bersifat teori, dengan tujuan utama menguasai pelajaran sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini seringkali membuat proses belajar terasa kaku dan kurang menyenangkan bagi siswa.

Di sisi lain, Kurikulum Merdeka Belajar lebih mengutamakan pendekatan pembelajaran yang berbasis pada keterampilan dan kreativitas. Siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka melalui kegiatan yang lebih praktis dan berbasis proyek. Pembelajaran tidak lagi hanya mengandalkan buku teks, tetapi juga melibatkan dunia nyata sebagai sumber belajar.

b. Fleksibilitas dalam Pembelajaran

Kurikulum Merdeka Belajar memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah dan guru dalam menyusun materi dan metode pembelajaran. Guru tidak lagi terikat pada materi yang harus diajarkan pada waktu yang telah ditentukan, melainkan dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kecepatan dan kemampuan siswa.

Sementara itu, pada kurikulum konvensional, setiap mata pelajaran memiliki jadwal dan materi yang harus diikuti dengan ketat, dan segala sesuatunya dirancang agar mencapai standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini seringkali membuat proses belajar terasa lebih formal dan terstruktur.

c. Penilaian yang Lebih Holistik

Pada kurikulum konvensional, penilaian lebih sering dilakukan dengan cara ulangan atau ujian yang menilai pengetahuan teoritis siswa. Kurikulum Merdeka Belajar menekankan penilaian yang lebih holistik dan berfokus pada perkembangan kompetensi siswa secara keseluruhan, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Penilaian dalam Kurikulum Merdeka Belajar lebih beragam, bisa dilakukan melalui tugas proyek, presentasi, atau penilaian diri (self-assessment) yang memberi kesempatan bagi siswa untuk merefleksikan pencapaian mereka secara mandiri.

d. Fokus pada Pembelajaran Karakter

Kurikulum Merdeka Belajar menekankan pentingnya pengembangan karakter siswa. Pendidikan karakter seperti integritas, kerja sama, dan tanggung jawab diintegrasikan dalam setiap aspek pembelajaran, tidak hanya diajarkan secara terpisah.

Sementara itu, pada kurikulum konvensional, fokus utama lebih sering berada pada penguasaan materi akademik dan pencapaian nilai ujian. Pendidikan karakter seringkali terkesan sebagai tambahan atau sekadar kegiatan ekstrakurikuler.

e. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat

Kurikulum Merdeka Belajar juga mendorong keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan berbasis proyek, orang tua dapat berperan aktif dalam mendampingi anak belajar, serta berkolaborasi dengan sekolah dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna.

Pada kurikulum sebelumnya, peran orang tua dan masyarakat dalam pendidikan siswa lebih terbatas. Sekolah cenderung mengambil alih proses pembelajaran, sementara orang tua berperan lebih sebagai pengawas.

3. Keuntungan Kurikulum Merdeka Belajar

  • Kemandirian Siswa: Siswa diberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan minat mereka, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian.

  • Meningkatkan Kreativitas: Pembelajaran berbasis proyek dan eksplorasi memungkinkan siswa untuk lebih kreatif dan inovatif.

  • Peningkatan Keterampilan Praktis: Siswa lebih banyak terlibat dalam kegiatan praktis yang mengasah keterampilan hidup, seperti kerja sama, komunikasi, dan problem solving.

  • Pendekatan yang Lebih Personal: Guru dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan potensi setiap siswa, menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan relevan.

4. Tantangan yang Dihadapi

Meskipun Kurikulum Merdeka Belajar menawarkan banyak manfaat, implementasinya juga tidak lepas dari tantangan. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

  • Kesiapan Guru: Tidak semua guru siap dengan perubahan ini. Dibutuhkan pelatihan dan pengembangan profesional agar guru dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar dengan efektif.

  • Sumber Daya yang Terbatas: Beberapa sekolah mungkin kekurangan fasilitas atau teknologi untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek dan penggunaan teknologi.

  • Tantangan dalam Penilaian: Penilaian yang lebih holistik membutuhkan sistem yang lebih kompleks dan beragam, yang bisa jadi sulit untuk diterapkan secara konsisten di seluruh sekolah.

5. Kesimpulan

Kurikulum Merdeka Belajar merupakan langkah maju dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan memberikan kebebasan lebih kepada guru dan siswa dalam proses pembelajaran, kurikulum ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif, fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Meskipun tantangan dalam implementasinya ada, potensi yang dimilikinya untuk mencetak generasi muda yang kreatif, kompeten, dan berkarakter sangat besar. Dengan dukungan yang tepat dari semua pihak, Kurikulum Merdeka Belajar dapat membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *